contoh iklan header
Pasang Iklan Running Text Anda di sini atau bisa juga sebagai iklan headliner di atas (600x100)px

Mencari 3 Mantra Jadi Komika Sakti

banner
Gagalnya gue di Audisi SUCI-5 baik yang di Bandung tanggal 13 Desember maupun Jakarta tanggal 21 Desember 2014 lalu, justru memberikan gue pelajaran paling berharga dari para jawara SUCI. Lebih dari 2 jawara dan finalis SUCI sebelumnya, gue mendapatkan ilmu pembuka kesaktian seorang komika di ranah dunia hiburan stand Up Comedy.

Mulai dari Ge Pamungkas, dengan ilmu teknik deliveri yang didapatnya saat masuk karantina SUCI-3 dan juga David Nurbianto dengan ilmu 3 mantra seorang komika dari kampus standup comedy SUCI-4. Kedua kampret sakti ini memang mempunyai keunikan masing-masing. Tapi mereka memang patut untuk mendapatkan gelar sang jawara ajang kompetisi komedi tunggal paling bergengsi
 di Indonesia.

Jika Arie Kriting sempat memberikan beberapa majas dalam menyampaikan materi komedi tunggal, maka hal ini adalah ilmu gue yang paling pertama gue dapatkan dari si Orang Timur yang sukses jadi juara 3 SUCI-3 lalu.
Majasnya adalah:
1. Oneliner = Setup + Punchline
2. Personifikasi
3. Hiperbola
4. Analogi

Gaya bahasa yang dipakai oleh Arie Kriting ini memang sangat mudah diingat dan sederhana. Namun ketika dipraktekkan, maka gaya penyampaian Story Telling, menjadi cara utama yang akhirnya dipakai. Agak berat buat pemula, tapi tidak mustahiluntuk dikerjakan.

Sedangkan Ge Pamungkas memberikan catatan yang gue dapatkan dari seorang teman yang langsung diajari langsung oleh Ge, yakni sebagai berikut:


Teknik Deliveri (menyampaikan pesan bit/materi):
1. Rule of Three = Aturan Tiga
2. Analogy = Analogi
3. Inverted Logic = Logika Terbalik
4. Personification = Personifikasi
5. Hyperbola = Hiperbola
6. Impersonate = Menirukan / Berperan sebagai
7. What if ... = Bagaimana jika ...

Maka David Nurbianto memberikan tambahan berupa Tiga Mantra yang bisa dimasukkan ke dalam semua thema yang bakal diberikan untuk setiap bit materi yang akan dibuat. Preeet, banget. Kedengarannya gampang, tapi dalam mencari Tiga Mantera sakti ini, ternyata gue membutuhkan waktu yang tidak cepat. Sedikitnya gue harus mengikuti setiap OpenMic yang ada di beberapa komunitas Stand Up Comedy di wilayah Jabodetabek. Dan itu butuh banyak energi, materi serta waktu yang lebih.

Sebagai contoh sederhana dan langsung. Si jawara SUCI-4 David Nurbianto mempunyai 3 mantra yang selalu di bawanya mulai dari Pre-show dan hingga final. Konsistensi memang baru terbangun pada saat periode awal eliminasi, karena sat itu David baru saja mendapatkan ilmu tentang 3 mantra tersebut.

David Nurbianto mempunyai 3 mantra sebagai berikut:
1. David anak Betawi
2. David pekerja serabutan, yang utama Tukang Ojek.
3. David punya Nyai (nenek) si Cabe-cabean Senior yang sangat dicintainya.

Ketika david mendapatkan tantangan membuat materi dengan segala macam tema apapun, maka dia mencoba membuat segala sesuatunya dari sudut pandangnya sebagai 3 mantra tersebut.

Misalnya ketika Gelora (Gedung Olah Raga) Bung Karno dibangun, maka David menciptakan opini dari sudut pandangnya sebagai anak Betawi. Juga dia memandang pembangunan Gelora BK dari sudut pandangnya sebagai Tukang Ojek. Dan yang terakhir sejarah pendirian Gelora BK dari sudut pandang Nyainya, si Cabe-Cabean Yunior.

Dan si David Kampret Betawi ini berhasil membawakan semua materinya dengan rapih dan lengkap dalamtiga mantra yang sudah sangat dihapalnya. Ini merupakan salah satu bagian materi Stand Up Comedy yang dibawakannya dan berjalan konsisten. Tentunya audiens lebih mudah mengingat performance sebelum-sebelumnya, dengan kata lain, tiga mantra adalah pengingat asosiatif di benak pemirsa yang pernah menonton tampilannya. David berhasil, justru karena istiqomah dalam jalur 3 mantranya itu.

Karena sebab itulah, gue sekarang mulai mencari 3 mantra sakti yang pas buat diri gue, sebagai muslim yang kesehariannya berpakaian muslim dengan celana cingkrang, ghamis dan koko, berpeci dan jenggotan dan jidat hitam. Mantra yang lain gue harus berani menyatakan diri sebagai orang Riau-Jawa yang tinggal di Jakarta dan sebagai Ayah dari 5 orang anak.

Masalahnya adalah, gue harus membuat opini dari sudut pandang gue sebagai ke-3 mantra tersebut. Ketiga mantra itu adalah:
1. Sidik sebagai tukang madu herbal.
2. Sidik sebagai orang Riau Jawa
3. Sidik sebagai seorang ayah 5 anak.

Terus gimana aplikasinya? Nah hal ini yang akan gue jelasin pada tulisan berikutnya, OK Bro?

Belajar juga dari komika unik lainnya, Bintang Bete, gue mulai mikir aneh. Jangan-jangan teknik penyampaian materi bit si komika gondrong yang masih jomblo ini memang belum ada teorinya. Kenapa begitu? Rupanya Bintang Bete mempunyai kekurangan verbal, yang justru menjadi kelebihannya sebagai seorang performer dan komika berbakat. Gimana enggak, sebagai seorang yang agak sedikit gagap, Bintang Bete bisa memotong-motong bit materi dalam bit patah-patah yang dibawakannya dengan lihai, sehingga penonton pecah dalam menikmati setiap materi komedinya.

Bintang Bete memang mengetahui betul kekurangannya, maka gaya story telling yang biasa dibawakan oleh seorang Pandji Pragiwaksono, mungkin gak akan pernah bisa dibawakan oleh Bintang Bete. Bintang Bete memang anomali komik, yang bisa jadi susah ditemui di republik komika ini.

Secara teori,Bintang Bete bisa membuat bit materi seperti urutan utama sebagai berikut:
Setup ---> punchline ---> punchline ---> punchline ---> punchline.... dan mungkin kalo dia sedang mood, Bintang Bete bisa membuat punchline tiada akhir. Hahahaha., emang ada punchline tiada akhir? Kedengarannya kayak siksa neraka aja?

Post a Comment

Silakan pos kan komentar Anda yang sopan dan harap tidak melakukan pelecehan apalagi yang berkaitan dengan SARA.
Terima kasih.
Wassalam
Redaktur bksOL

Previous Post Next Post
banner