Gue Bukan Tukang Bubur...!

Seperti yang gue bilang di awal,
Nama gue Nursidik Kelana Rizal, Panggil gue Shiddiq. Shiddiq, pake qolqolah.

Atau kalo lo suka panggil gue "Dick",
daripada lo panggil "Shit",
gue berasa jijik.

Tapi setelah gue pikir-pikir, dengarin cara
orang panggil gue, "Dick",
Mending lo panggil gue "Pak!" aja lah...
Biarpun jadi berasa tua,
lebih bagus daripada "Dick",
Dick, Dick, Dick, Dick... Dick....?
Gue berasa mesum.

Ngomongin berasa mesum,
Gue juga gak nyaman dipanggil, "Pak Haji!"
Kalian tahu gak, gue ini bukan tukang bubur?
Lalu kenapa kalian panggil gue "Pak Haji?"

Emang lo semua suka kalo dipanggil, "Hai Ji? Gimana Ji? Pakabar Ji?"
Perasaan gue campur aduk, jijik, mesum. Dan gatel.
Kalian pikir gue ini apa....? Biji-bijian?
Hai Ji...
Dick... Dick... Dick!
Shit...!

Lo punya kenalan orang Sunda totok? Yang kadang seperti orang dislexia. Maaf.
Susah bedain antara huruf F dan P. Atau ketukar-tukar antara huruf P dengan F.
Masih ingat kan dengan quote stereotype-nya orang Sunda,
"Siapa bilang Orang Sunda gak bisa ngomong "F"? Bohong, itu Pitnah!"

Atau yang ini,
Tahu kenapa orang Sunda gak jadi masuk rumah sakit?
Karena dia pikir rumah sakitnya sudah penuh,
waktu dia lihat di pintu masuknya ada stiker tulisan PULL.

Kalo ada orang gagap, lidah Sunda totok, dislexia, gak bisa bedain huruf P dengan F,
gimana jadinya kalo dia manggil gue, Pak Ji Sidik?
mungkin dia panggil gue dengan lambat : Fak. Ji. Shit. Dick..!

Sekarang masalah profesi gue,
Mudah-mudahan kalian semua sudah maklum,

Gue ini bukan teroris, jama'ah gue yang teroris.
Jama'ah itu apa, Dik?
Jama'ah itu pengikut, follower.
Oh Elo punya jama'ah pengajian Dik?
Bukan, jama'ah twitter. Follower.

Gue bukan teroris,
Gue ini mantan,
Mantan marbot masjid.



Gue bukan teroris
Gue ini tukang madu.
Mbak mau dimadu?