contoh iklan header
Pasang Iklan Running Text Anda di sini atau bisa juga sebagai iklan headliner di atas (600x100)px

Bukan Pilihan BINARI Antara MpokNori atau CutTari

banner
Sedang berada di persimpangan jalan itu sangat menyebalkan. Kita harus memilih salah satu saja. Gak bisa dua-duanya. Seandainya berada di persimpangan itu mirip seperti perkawinan, mungkin gampang saja solusinya bagi saya. Banyak pilihan, gak usah bingung. Pilih semua, poligami. BERES.


Pilihan karir masa depanku di dunia stand up comedy tidak disetujui keluarga terutama ibundaku, anak-anak dan suamikuHAPAAH? Bukan dong... istri dong, masak suami?

Anak-anakku masih menganggap aku hendak berkarir menjadi PELAWAK yang berprofesi membuat orang tertawa terbahak. Sedangkan aku berpendapat aku hendak menasihati orang agar mereka mau mentertawai diri mereka sendiri bersamaku, tentunya berbeda sekali. Seperti perbedaan langit dan lapis legit. Jauh banget dan gak nyambung.

"Lagian ngapin sih, abi kan udah tua. Malah mau jadi pelawak?" protes anak gadisku yang di pesantrennya tak pernah dibolehkan nonton televisi ini.

"Lagian siapa yang mau jadi pelawak? Abi mau jadi komik!"

"Lebih parah lagi! Malah mau jadi obat batuk? Abi normal gak sih?"

"BUKAN!!!" teriakku kecewa dan berusaha tenang menahan biji mata gak keluar karena melotot maksimal. Dalam benak aku berusaha berpikir mencari dalil syariah untuk mendebatnya.

"Komik itu seorang yang berani stand up naik ke panggung sendirian dan bercerita dan memberi pesan nasihat tentunya dengan mentertawakan diri sendiri! Khususnya kalo abi gak lucu!"

"Abi itu jelek. Malah kata Ummi, Abi tampangnya blo'on. Abi punya modal apa mau jadi komik?" tanyanya menohok. Parah!

"Ya itu tadi, wajah jelek, tampang blo'on. Cukup buat modal kan?"

"Oh jadi gitu, mentang-mentang jelek mau jadi komedian?" balas aakku kali ini dia tertawa namun dirahannya.

"Tuh kan kamu ketawa, hei bidadari kecilku!? Nah ini yang Abi maksud dengan standup comedy, Sayangku!"

Meskipun tawanya berubah jadi senyuman namun Lulu anak gadisku itu berusaha keras menutupinya dengan tangan.

Pada hakikatnya perdebatanku dengan anak gadisku adalah karena kesalahpahaman dan sudut pandang kami yang berbeda tentang arti standup comedy.

Islam tidak melarang lawakan atau bercerita lucu. Rasulullah Saw pun dikenal sebagai seorang yang humoris atau suka melucu. Jadi, hukum komik, komika, stand up comedy, atau melawak pada dasarkan mubah (boleh). Namun, jika materi stand up comery atau isi lawakannya berupa cerita bohong, maka hukumnya haram.

Lalu apa hukumnya dalam Islam melawak dengan genre standup comedy?
Silakan baca artikel terkait berikut ini:


(masih diedit lagi...!)

Post a Comment

Silakan pos kan komentar Anda yang sopan dan harap tidak melakukan pelecehan apalagi yang berkaitan dengan SARA.
Terima kasih.
Wassalam
Redaktur bksOL

Previous Post Next Post
banner